Teknologi Matriks Ekstruder: Solusi Pengelolaan Sampah Plastik Berkelanjutan

Sampah plastik telah menjadi permasalahan serius di Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu penghasil sampah plastik terbesar di dunia. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbunan sampah nasional pada tahun 2022 mencapai 21,1 juta ton, dengan 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik.

Mengatasi persoalan sampah plastik membutuhkan inovasi teknologi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mendukung konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Salah satu terobosan yang muncul adalah pengembangan Matriks Ekstruder, sebuah mesin yang dirancang untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi produk bernilai ekonomis.

Inovasi ini merupakan hasil riset dari Universitas Negeri Yogyakarta, yang menerapkan konsep ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah. Produk ini diciptakan oleh Hilal Fahrum Hamam dkk kemudian komersialisasi riset dilaksanakan oleh Marlita Wulansari, Anisa Rahmawati, dan Annisa Salsabila Puspita yang dimbing oleh Ahmad Chafid Alwi, M.Pd. Melalui proses pemanasan dan pencetakan ulang, limbah plastik yang sebelumnya tidak terpakai dapat diubah menjadi produk yang dapat digunakan kembali, seperti gelas plastik.

 

Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan di lokasi-lokasi seperti TPA Piyungan, TPST Bawuran, dan Bank Sampah Kledokan menunjukkan bahwa penggunaan Matriks Ekstruder berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya bagi para pemulung. Dengan menggunakan mesin ini, sampah plastik yang sebelumnya tidak bernilai kini menjadi sumber pendapatan tambahan, yang berkontribusi terhadap pengurangan limbah dan penciptaan ekonomi baru di tingkat lokal.

Tags: